Kesimpulan atau Terjemahan Buku La Recherche Qualitative en Éducation
LA RECHERCHE QUALITATIVE EN ÉDUCATION
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pengajaran
Bahasa Prancis
Dosen Pengampu : Dr. Dwiyanto Djoko Pranowo, M.Pd.
oleh:
Alfi Khoiriyati 13204241044
Alvy Vickry Pascavy R. 13204241051
Hafid Akbar Hayu 13204244008
PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
Judul : La Recherche Qualitative en Éducation
Pengarang : Yves Poissson
Penerbit : Presses de l’Université du Québec
Tahun Terbit : 1992
Tebal Buku : 174 halaman
A. Première Partie ( Bab Pertama)
Terdapat 4 sub-bab pada bagian pertama buku ini, yaitu :
1. Méthodologie de la recherche qualitative ( Metodologi Penelitian Kualitatif) ?
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah menjelaskan “ bagaimana” fenomena-fenomena sosial yang terjadi pada sekelompok orang atau dalam kehidupan sosial. Tiga (3) point penting yang terdapat dalam penelitian kualitatif adalah :
a. Le rapport du chercheur avec l’objet de sa recherche
Misal : Para peneliti kualitatif yang melakukan penelitian di dalam kelas harus mampu menangkap dan menafsirkan karakteristik utama dari kelas yang diamati . Ia tidak bisa memaksakan pengamatannya pada batas-batas yg ia buat sebelumnya, seperti pada quisioner yg dibuat sebelumya.
b. Le choix et l’utilisation des procédés et des stratégies de recherche
Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel. Maksudnya, jika di tengah perjalanan peneliti merasa tidak puas dengan hasil penelitian yang menggunakan desain awal, ia dapat menggantinya dengan desain yang baru.
c. Le rôle du chercheur.
Peneliti memiliki peran yang sangat penting dalam penelitian kualitatif karena ia berperan sebagai instrumen penelitian (pengambil data). Ia harus mampu menjelaskan fenomena-fenomena sosial dengan prosedur ilmiah dengan cara menunjukkan bukti-bukti yang ia dapatkan selama proses penelitian.
2. Familles de recherche qualitative (kelompok-kelompok pendekatan kualitatif)
Ada banyak istilah yang sering dikaitkan dengan penelitian kualitatif, yaitu:
1) sciences de l’esprit
2) ethnologie
3) anthropologie culturelle
4) anthropologie cognitive
5) recherche-action
6) phénoménologie
7) microsociologie
8) recherche réflexive
9) histoire de vie
10) étude de cas
11) recherche naturaliste
12) ethnométhodologie
13) sociologie compréhensive
14) ethnographie
15) approche constructiviste
16) ethnoscience
17) recherche interprétative
18) nouvelle sociologie
19) recherche descriptive
20) psychologie écologique
21) interactionnisme symbolique
22) observation participante
23) recherche de terrain
24) évaluation naturaliste
Beberapa pembahasan mengenai istilah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Ethnographi
Studi mendalam mengenai tingkah laku yang alami yang berikatan dengan kebudayaan atau keseluruhan kelompok sosial. Etnografi mengungkap apa yang seseorang lakukan dan menjelaskan mengapa mereka melakukan itu. Pendekatan ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan untuk memahami budaya kelas atau budaya sekolah.
b) Phénoménologie
Studi fenomenologi mencoba mencari arti pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.
c) Étude de cas
Penelitian ini difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam. Misalnya, studi kasus atas kelas yang sangat lambat, mata pelajaran yang tidak disukai siswa atau prestasi belajar yang rendah.
3. Raison d’être de la recherche qualitative / alasan mengapa penelitian kualitatif banyak dipakai dalam studi bidang ilmu pendidikan saat ini.
Ø Perbuhan jaman : Sama halnya dengan aktivitas sosial lainnya, penelitian akan berubah seiring perkembangan jaman agar tetap bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa sekarang.
Ø Munculnya banyak peneliti yang melakukan penelitian kualitatif pada akhir tahun 60-an .
Ø Penelitian quantitatif dirasa kurang bisa menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di dunia pendidikan.
Ø Dari waktu ke waktu, semakin bertambah banyak peneliti perempuan yang melalukan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan.
4. Choix d’une approche qualitative
Ada anggapan bahwa seorang peneliti akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang baik di bidang ilmu sosial jika instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Bagian ini memaparkan pendapat-pendapat yang mendukung penelitian kualitatif yang terinspirasi oleh ethnographie. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penggunaan penedekatan etnografi untuk meneliti bidang pendidikan, diperlukan hal-hal sbb:
a) Kualitas pribadi peneliti : seorang etnograf harus mampu memberikan analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan berdasarkan teori yang ada. Maka dari itu, peneliti dituntut untuk mengetahui berbagai teori tentang objek penelitiannya.
b) Menggunakan prosedur ilmiah.
B. Deuxième Partie : Teknis dan Praktis Penelitian Kualitatif
BAB 5 : Penelitian Kualitatif: Persiapan
Untuk melakukan penelitian kualitatif dibutuhkan persiapan yang baik sesuai dengan langkah-langkah berikut:
1. Peneliti harus mempunyai alasan untuk pergi ke lapangan
Sebuah proyek penelitian kualitatif dalam pendidikan di sekolah merespon biasanya diperlukan untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang asing atau sangat sedikit.
2. Penelitian Bertujuan untuk Pengembangan Pengetahuan
Ada sejumlah tulisan, baik pendidikan, sosiologi, atau psikologi yang menggambarkan berlangsung kehidupan di dalam kelas atau di sekolah.
3. Penelitian yang Ditugaskan
Kadang-kadang penelitian dapat didanai atau diminta untuk meneliti studi kasus oleh lembaga. Hal ini jelas membuat tim peneliti memiliki dana yang cukup besar.
4. Relevansi dari obyek penelitian
5. Pemilihan Teknik Observasi
Untuk menentukan teknik observasi, kita akan membahas aspek selama pengamatan, peneliti dapat mengasumsikan peran apa pun sebagai berikut:
a) observasi partisipan;
b) observasi tanpa partisipasi.
Perbedaan ini, menurut Hammersley dan Atkinson (1983, p. 93-97).
BAB 6: Observasi lapangan
Pada saat observasi lapangan buatlah catatan menggukan notebook atau laptop. Buat konten pada catatan yang jelas dan memiliki cara praktis dalam mencatat karena adanya batasan waktu. Catatan harus sistematis, ketepatan dalam mengindentifikasi informasi.
BAB 7: Wawancara semi-terstruktur
Wawancara ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Durasi wawancara
3. Buat beberapa poin praktis
BAB 8: Analisis data
Menganalisis dan menginterpretasikan data yang dikumpulkan di lapangan.
Langkah selanjutnya analisis proses :
1) dekomposisi atau membelah fenomena di elemen;
2) pemeriksaan setiap elemen;
3) Tabel;
4) pengelompokan item ke kategori umum;
5) membangun hubungan baru antara unsur-unsur dan kategori;
6) sistematisasi keseluruhan;
7) produksi interpretasi baru dari fenomena tersebut.
BAB 9: Menulis laporan penelitian
Menulis laporan penelitian di perlukan untuk kejelasan, konsistensi. Kesimpulan apa yang telah disajikan dalam bab ini dimaksudkan untuk menghasilkan kualitas laporan yang baik. Pada bab ini diakhiri dengan membuat daftar poin yaitu :
1) rincian dari pendekatan metodologis;
2) penggunaan ide-ide teoritis yang relevan dalam penelitian
3) deskripsi metodologi;
4) memberikan laporan tertulis yang menarik, jelas dan tepat.
C. Troisième Partie
Pada bab ini banyak disinggung mengenai metode kualitatif dengan pendekatan etnografi dalam melakukan penelitian ilmu pengetahuan sosial. Metode dan pendekatan ini dipandang memiliki incredibilitas dalam penelitian pembelajaran di sekolah.
Ada sebelas tokoh yang melakukan kuliah/bimbingan/seminar kepada siswanya terkait metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Mereka melakukannya dengan cara yang berbeda-beda.
1. Robert Bogdan, banyak melakukan praktek lapangan dalam mengumpulkan data. Data atau permasalahan yang telah didapat siswa baik melalui ingatan maupun catatan, dianalisa, dikritik, didiskusikan, dan diselesaikan bersama-sama oleh siswa yang mengikuti kuliahnya.
2. Hall, menekankan pada pemahaman teori dalam penelitiannya. Siswa sebaiknya memahami teori-teori sebelum nantinya terjun ke lapangan.
3. John dan Lyn Lofland memberikan empat bagian tahap dalam penelitiannya yaitu yang pertama adalah pengumpulan data. Yang kedua adalah pengelompokkan data. Yang ketiga adalah menganalisa data. Dan yang terakhir yaitu menentukan subjek.
4. Menurut Murray L. Wax, yang paling penting adalah praktek di lapangan. Para siswa diminta untuk banyak melakukan observasi, melakukan wawancara, mencari data sebanyak-banyaknya mengenai permasalahan yang ada di lapangan, lalu kemudian mereka diminta untuk berdiskusi dan melakukan analisis terkait data yang telah didapat.
5. Berbeda dengan Bogdan, Louis M. Smith memulai kuliahnya dengan memberikan tujuh kunci dalam melakukan penelitian kepada siswa, yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan nantinya. Dalam pendekatan penelitiannya, dia banyak mengacu pada buku George Homans, The Human Group, mengenai gagasan dan teori, contoh-contoh penelitian etnografi dan sedikit teori penelitian sosial. Dan dalam kuliahnya, dia banyak melakukan interaksi dengan siswanya, membuka pertanyaan, melakukan diskusi.
6. Menurut George dan Louis Splinder, mereka menekankan pada observasi lapangan dan melakukan wawancara. Pada pertemuan awal, mereka memulainya dengan sebuah film yang tak bersuara. Lalu mereka meminta siswanya untuk menulis apa yang mereka lihat, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Hal tersebut dilakukan berulang kali yang membuat siswa terbiasa dalam membaca lapangan. Metode yang digunakan George dan Luis menekankan pada anlisis dan pengembangan teori.
7. Dalam kuliah Marion Lundy menekankan dua aspek penting, yaitu profesionalisme dan mengacu pada teori Darwin.
8. Janesick, pada beberapa pertemuan pertama meminta siswa untuk melakukan observasi, malukakan wawancara satu dengan yang lain mengenai penelitian mereka, dan melakukan wawancara kepada beberapa orang di sekitar mereka. Lalu dari hasil observasi tersebut dilakukan diskusi.
9. Rist menekankan pada pendalaman teori dan praktik lapangan, seperti dua seminar terdahulu yang pernah ia lakukan. Hal yang terpenting adalah menyiapkan konsep yang matang sebelum melakukan observasi lapangan.
10. Dalam kuliah Barnhardt, siswa diminta untuk membuat mini-etnographie dengan tema yang berbeda-beda menurut pengalaman pribadi atau apapun yang terjdai di sekitar mereka.
11. John Singleton menggunakan teknik yang berbeda dengan Bogdan, nampun hampir mirip dengan Splinder. Ia menekankan pada pemahaman konsep dalam proses pemerolehan pengetahuan.
Lima Tesis tentang Pendekatan Kualitatif dan Etnografi
1. Susan Florio
Dalam pembuatan tesisnya ia menghabiskan waktu selama dua tahun dengan memonitor muridnya di dalam kelas dalam mempelajari keterampilan bersosial. Pada bagian pertama berisi tentang teori-teori etnografi dari beberapa penulis yang ia jadikan referensi. Setelah itu ia menjelaskan tentang subjek studinya dengan menggunakan alat video/perekam tentang kegiatan dan interaksi yang dilakukan oleh muridnya di dalam kelas. Pada bagian kedua ia menjelaskan tentang akumulasi data yang diperolehnya selama dua tahun di dalam kelas. Lalu pada bagian terakhir berisi tentang identifikasi terhadap tahapan-tahapan murid dalam bersosialisasi di kehidupan sekolah.
2. Collen Cooper
Pada bagian pertama tesisnya, ia menjelaskan tentang teori-teori pendekatan etnografi yang ia gunakan. Pada bagia kedua ia menjelaskan tentang tiga poin, 1) pembelajaran dan karakter pengajar di universitas tersebut, 3) perspektif espistemologi dalam tesisnya, 3) data berupa hasil interaksi di dalam kelas. Pada bagian selanjutnya berisi tentang penjelasan mengenai metodologi, cara mengumpulkan data, analisa, dan interpretasinya. Pada bagian keempat, ia menjelaskan tentang analisa dan interpretasi terhadap data. Analisa tersebut diimplementasikan dalam diagram dan tabel.
3. Robert Burgess
Ia membagi tesisnya ke dalam delapan bagian tentang kehidupan sekolah 1) struktur fisik 2) dan sosial sekolah, 3) konsep pembelajaran di sekolah, 4) kepribadian guru, 5) pembelajaran pada beberapa pertemuan awal, 6) tiga murid, 7) pengajar, 8) dan pembelajarannya.
4. Jean-Claude Vachon
Dalam tesisnya ia memfokuskan pada situasi-situasi di sekolah, seperti interaksi siswa dan guru, kebiasaan guru, materi pembelajaran, dan tata ruang.
5. Linda Morency
Dalam tesis yang ia buat membicarakan tentang kehadiran Pygmalion dalam pembelajaran fisik dan pengaruhnya terhadap para siswa.
EmoticonEmoticon